Tugas Softskill ke-2

  1. Subject- Verb Agreement :

a. The Bird flys on air now

The Bird : Singular

Flys : Singular

b. The Birds fly on air now

The Birds : Plural

Fly : Plural

2. Subject Separated From The Verb :

a. The Fishs in the aquarium are swiming

The Fishs : Plural

Swiming : Plural

b. The Fish in the aquarium is swim

The Fish : Singular

Swim : Singular

3. Collective Nouns :

a. This Teacher is teaching management to prepare its exam -> Singular

b. These Teacher are teaching their management to prepare exam -> Plural

4.    a. The student are training basket ball for turnament -> Plural

b. The Boss likes that we are a good job to office -> Singular

5. Possesive Pronoun- Subject – Object : 

a. Mine has trouble -> Singular

b. Theirs are the best for the best friend -> Plural

Possesive.adj + Subject Pronoun :

a. My Bicycle have trouble

b. Their Friend are the best for the best friend

 

Nama : Yosephin Anggi

Kelas  : 4Ea04

Npm    : 17212867

 

 

 

 

BAHASA INGGRIS BISNI 2

  1. Buatlah contoh 1 kalimat (dijelaskan) Subject-Verb-Complement-Modifier

Example : My father read a newspaper in the office last night.

Penjelasan :

My father dapat diartikan sebagai SUBJECT karena dapat dipapaki sebagai pengganti  laki laki atau pronoun

Read dapat diartikan sebagai VERB

Newspaper dapat diartikan sebagai OBJECT

In the office di tepatkan sebagai PREPOSITIONAL OF PLACE/ COMPLEMENT (dipakai untuk melengkapi makna dari subject, verb dan object)

Last Night sebagai MODIFIER yaitu berfungsi untuk menerangkan waktu.

2.

. Buatlah contoh 1 kalimat (dijelaskan) Tenses (past, present, present countinous, future)

Example : 1. The Movie stars this night at 8 o’clock. (Present Tense)

2. The Plan started landing at 08.00 a.m (Past Tense)

3. Sailor’s are running the ship to port (Present Countinous)

4. My Family will visiting to Bali next year (Future Tense)

3. Buatlah contoh 1 kalimat (dijelaskan) dari buku dengan Verb Phrasa

He says “Every product they will experience an increase in demand by 50 % next year compared to this year”

NAMA : YOSEPHIN ANGGI

KELAS : 4EA04

NPM : 17212867

 

BAHASA INGGRIS BISNI 2

  1. Buatlah contoh 1 kalimat (dijelaskan) Subject-Verb-Complement-Modifier

Example : My father read a newspaper in the office last night.

Penjelasan :

My father dapat diartikan sebagai SUBJECT karena dapat dipapaki sebagai pengganti  laki laki atau pronoun

Read dapat diartikan sebagai VERB

Newspaper dapat diartikan sebagai OBJECT

In the office di tepatkan sebagai PREPOSITIONAL OF PLACE/ COMPLEMENT (dipakai untuk melengkapi makna dari subject, verb dan object)

Last Night sebagai MODIFIER yaitu berfungsi untuk menerangkan waktu.

2.

. Buatlah contoh 1 kalimat (dijelaskan) Tenses (past, present, present countinous, future)

Example : 1. The Movie stars this night at 8 o’clock. (Present Tense)

2. The Plan started landing at 08.00 a.m (Past Tense)

3. Sailor’s are running the ship to port (Present Countinous)

4. My Family will visiting to Bali next year (Future Tense)

3. Buatlah contoh 1 kalimat (dijelaskan) dari buku dengan Verb Phrasa

He says “Every product they will experience an increase in demand by 50 % next year compared to this year”

NAMA : YOSEPHIN ANGGI

KELAS : 4EA04

NPM : 17212867

 

Tugas Softskill – Proses Penyusunan Karya Ilmiah

Proses Penyusunan Karya Ilmiah

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan tugas softskill “Proses Penyusunan Karya Ilmiah”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah softskillyang telah membantu kami dalam mengerjakan tugas softskill ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah membantu memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas softskill ini.

Didalam penyelesaian tugas ini, penulis sudah berusaha maksimal sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki. Namun penulis menyadari bahwa tugas ini masih belum sempurna, baik dalam bentuk materi maupun tutur bahasa penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang senantiasa untuk menyempurnakan tugas softskill berikutnya.
Akhir kata penulis berharap agar tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri.

Jakarta, 22 Mei 2015
Penulis

Yosephin Anggi
Tahap-tahap Penyusunan Makalah
1. Persiapan
a. Mengumpulkan dan membaca buku-buku untuk memilih dan menentukan topik;
b. Membaca buku-buku untuk memperluas pengetahuan yang berhubungan dengan topik yang telah terpilih mengembangkan kerangka makalah
2. Penulisan
Kegiatan pengembangan kerangka makalah menjadi sebuah makalah
3. Pemeriksaan (Revisi)
Pemeriksaan terhadap isi dan penggunaan kata, kalimat, ejaan, dan tanda baca.

Pertimbangan dalam Memilih Topik, Topik harus bermanfaat :
1. Menarik dan sesuai dengan minat penulis;
2. Topik harus dikuasai penulis;
3. Tersedia sumber-sumber informasi dan bacaan
Contoh :
Topik : Pemerintahan
Pembatas : Pemuda sebagai Calon Pemimpin
Topik Karangan : Pemuda sebagai Calon Pemimpin Pemerintahan Masa Depan
Judul Karangan : Pemuda sebagai Calon Pemerintahan Masa Depan
Sehabis menentukan topik, kita menyusun bagian awal yang akan di susun ke Penulisan Ilmiah
BAGIAN AWAL
A. Halaman sampul
Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…, lambang, nama penulis, Institusi, tahun, kota.
B. Lembar Persetujuan
Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.
C. Abstrak
Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang diajukan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan peneliti.
D. Kata pengantar
Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan kritik dan saran yang membangun.
E. Daftar isi
Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik dengan huruf capital.
F. Daftar tabel
Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal, antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2 spasi.
G. Daftar gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks.
BAB 1 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Penelitian
Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki, bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
b. Identifikasi Masalah
Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan urutan intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya biasanya berupa kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat pernyataan yang menggugah perhatian.
c. Batasan masalah
Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar, dengan pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam perumusan masalah, dan subek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Batasan masalah biasanya diuraikan dalam bentuk kalimat pernyataan.
d. Rumusan masalah
Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah. Dalam format kalimat Tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampilkan variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable tersebut, dan subjek penelitian.
e. Tujuan penelitian
Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh peneliti. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
f. Kegunaan Penelitian
Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun teoritis. Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam kegunaan praktis, serta pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan dasar pengembangan selanjutnya. Harus ada keseimbangan antara kegunaan hasil penelitian untuk aspek ilmu dengan aspek praktis.

g. Kerangka Pemikiran
Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori dan kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif. Biasanya disajikan dalam bentuk diagram alur.
h. Hipotesis Penelitian.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diidentifikasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable. Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
§ Kajian pustaka memuat dua hal pokok
1. Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2. Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan pada bab 1.
§ Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1. Prinsip kemuthakiran (kecuali untuk penelitian historis)
2. Prinsip relevansi.
Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan dalam karya tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
BAB III METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.
2. Populasi dan sampel
Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel adalah:
1. Identifikasi dan batasan tentang populasi dan sampel.
2. Prosedur dan teknik pengambilan sampel.
3. Besarnya sampel.
3. Instrumen penelitian
Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah itu dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
4. Teknik pengumpulan data
Bagian ini menguraikan:
1. Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data.
2. Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
3. Jadwal serta waktu pelaksanaan pengumpulan data.
5. Analisis Data
Uraikan jenis analisis statistic apa yang digunakan
BAB IV HASIL PENELITIAN
a. Deskripsi data
Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafik atau histogram, nilai rerata, simpang baku, dll.
b. Pengujian hipotesis penelitian
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai.
2. Menafsirkan temuan penelitian.
3. Menganalisis hasil penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan penelitian.
BAB VI PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam BAB
2. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang dianggap layak.
Daftar Pustaka
Note :
1. Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya di mulai dengan 3 ketukan ke kanan.
2. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.
3. Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
4. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama penulis harus dicantumkan ulang.
Teknik:
1. Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga.
2. Tahun terbit karya ilmiah yang bersangkutan.
3. Judul karya ilmiah dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama tiap kata kecuali untuk kata sambung dan kata depan, ditulis dengan format huruf miring.
4. Data publikasi berisi nama tempat kota dan nama penerbit.
LAMPIRAN

Sumber :

http://vexillum-nsr.blogspot.com/2012/02/tata-cara-penyusunan-makalah-karya.html

http://ycdyt.blogspot.com/2012/12/proses-penulisan-karya-ilmiah.html
http://kir34.blogspot.com/2009/04/format-penulisan-karya-ilmiah.html

Klik untuk mengakses KPMpjm-artik16-teknik%20penulisan….pdf

http://janganasaltahu.blogspot.com/2012/01/cara-penulisan-karya-ilmiah.html
http://www.anneahira.com/cara-menulis-karya-ilmiah.htm

fenomena penggunaan bahasa Indonesia- softskill

Pudarnya Pengucapan Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar, Seiring Kemajuan Zaman

Bahasa dikenal sebagai alat utama dalam berkomunikasi antar- sesama bertujuan agar pesannya dapat tersampaikan dengan baik. Negara kita sendiri mengakui bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan nasional yakni bahasa persatuan antar masyarakatnya yang majemuk. Kecenderungan masyarakat khususnya para pelajar menggunakan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari semakin tinggi. Bahkan yang lebih parah makin berkembangnya bahasa slank atau bahasa gaul yang mencampuradukkan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Bahasa gaul atau bahasa prokem terus berkembang dari masa ke masa. Ada sebagian kata yang diperkenalkan sejak tahun 1970an dan hingga kini masih sering dipakai. Namun tidak sedikit kata-kata itu sudah tidak dikenal lagi dan berganti dengan istilah lain yang lebih unik dan aneh.

Kata-kata tersebut bisa berasal dari bahasa daerah yang dipelesetkan artinya selain itu terkadang ada kata-kata tertentu diganti atau diubah redaksi katanya agar terdengar unik dan lucu. Bahasa gaul saat ini memang telah menjadi fenomena dikalangan para generasi muda, bukan hanya dalam kelompok remaja kota tetapi remaja dipelosok pun telah mengenal bahasa gaul ini seakan sebuah tren masa kini yang tidak bisa dilewatkan.

Sementara dipihak lain, para orang tua dan kalangan dewasa mengeluhkan tata dan tutur bahasa anak-anak mereka yang semakin sulit dimengerti, jauh dari penggunaan tata bahasa yang baik serta terkesan serampangan.

Arus globalisasi dan modernisasi memang tidak selamanya memberikan dampak positif bagi masyarakatnya, akan selalu ada efek negatif dalam proses perkembangan salah satunya bisa jadi bahasa gaul ini.

Kita tahu bahwa bahasa gaul berasal dari bahasa-bahasa sandi yang secara sengaja dibuat oleh para kelompok anak jalanan, preman dan waria yang pastinya untuk menghindari orang diluar mereka mengerti apa yang mereka perbincangkan.

Namun, hal tersebut semakin lama semakin berkembang hingga menjadi bahasa gaul seluruh kalangan remaja. Jika hanya sampai disitu mungkin bahasa yang disebut bahasa gaul ini tidak sefenomenal yang kita alami saat ini, tetapi perkembangan teknologi telah menjadi media utama dalam proses penyebaran bahasa gaul.

Jejaring sosial yang semakin berkembang saat ini, yang diawali dari sebuah send message short (sms) hingga akun facebook, twitter, dll telah mengiringi penyebaran dan perkembangan bahasa gaul, bukan saja melalui pelafalan tetapi penulisannya pun semakin membingungkan dan terlihat mengerikan, mengapa demikian?

Ketika sebuah kalimat terdiri dari penggabungan huruf dan angka tetapi mampu dimengerti oleh mereka,misalnya ingin menuliskan “kemarin kemana aja?” akan ditulis menjadi “k3m4r1n k3m4n3 aj4h? bukankah ini merupakan hal yang luar biasa namun sekaligus sangat mengecewakan, ini sebenarnya bukanlah sebuah kebanggaan tetapi kebobrokan generasi muda saat ini yang terbukti suka menyalahi aturan, dan tidak menghargai bahasanya sendiri.

Lingkungan sekolah atau lingkungan pendidikan pastinya akan mengajarkan kepada siswa atau pelajarnya tentang ketatabahasaan yang baik dan benar. Namun kenyataannya para pelajar tersebut tetap keluar dari penggunaan bahasa yang baik dan benar.

Selain itu, Keberadaan bahasa anak lebay (alay) seperti kata ciyus dan miapa, serta tulisan dengan huruf besar kecil yang “menyilaukan” mata, terasa akrab dan merupakan hal biasa di masyarakat. Apalagi jejaring sosial hingga iklan komersil di media massa pun seakan menyebarluaskan bahasa alay sehingga membuat masyarakat semakin akrab dengan bahasa tersebut.

bahasa alay memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari bahasa alay yakni sebagai media berekspresi bagi remaja yang memiliki kebutuhan untuk diperhatikan lebih. Sementara, sisi negatif bahasa alay membuat bingung bagi orang yang tidak terbiasa berkomunikasi menggunakannya.
“Bahasa alay sebaiknya tidak hanya dilihat dari dimensi positif atau negatif saja, melainkan sebagai bagian dari dinamika bahasa dan berbahasa. Bahasa alay juga merupakan variasi bahasa yang biasa terjadi di ranah kebahasaan apapun dan variasi tersebut tidak berkedudukan sebagai ancaman bagi bahasa Indonesia yang telah baku.

Penggunaan bahasa alay memang tidak dapat dihentikan, melainkan dibiarkan berdampingan sebagai variasi kebahasaan. Namun, bukan berarti bahasa alay dapat kita gunakan semau kita, melainkan juga harus memahami kondisi kapan dan kepada siapa kita dapat menggunakannya.
SUMBER : http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/06/02/32617/fenomena-bahasa-gaul-di-kalangan-remaja/#.VVYf7JNRpc8
http://news.okezone.com/read/2012/11/28/373/724671/wow-ternyata-bahasa-alay-ada-manfaatnya

Tugas Softskill membuat tulisan dengan topik sesuai jurusan

Tugas membuat tulisan dengan topik sesuai jurusan 

Topik              : Inflasi

Judul              : Premium Lenyap, Impor BBM Tetap Tinggi

Akhir-akhir belakangan ini harga Bahan Bakar Minyak (BBM)mengalami ketidakstabilan harga, banyak factor yang mengakibatkan harga BBM berfluktuasi tidak menentu salah satunya adalah laju inflasi yang semakin naik. Hal ini membuat pemerintah untuk membuat kebijakan baru yaitu seperti yang dijelaskan oleh Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio mendesak PT Pertamina (Persero) untuk melenyapkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Upaya ini seiring peredaran BBM baru berkadar oktan 90 bernama Pertalite. peluncuran Pertalite sebagai produk baru bahan bakar minyak (BBM) dan menghapus Premium ke depan tidak akan serta merta mengurangi impor BBM, Tutur Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio. Namun untuk bisa menekan impor, pemerintah perlu menambah pasokan BBM di dalam negeri. Menggali, menemukan sumur-sumur minyak baru serta menggalakkan konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG) dan membenahi transportasi umum. Idealnya premium akan menghilang selama 6 bulan lagi, jangan sampai tahunan karena nanti akan kelamaan. Pertamina tentu mempunyai program jangka menengah panjang yang menargetkan waktu tepat penghapusan Premium di Indonesia dan beralih ke BBM berkualitas baik, sekelas Pertamax atau RON 92 seperti di negara-negara Eropa karena kalau Premium langsung dihapus sekaligus, tidak bertahap, masyarakat bisa ribut. dengan RON lebih tinggi dibanding Premium meski masih di bawah Pertamax yang kadarnya RON 92, varian Pertalite sangat sepadan bila dijual seharga Rp 8.000 sampai Rp 8.300 per liter. Tapi Pertamina harus meyakinkan ke publik bahwa kualitas Pertalite benar-benar bagus. Perbaiki layanan, jadi perlu diteliti bandingkan dengan kualitas BBM dengan merek lain, Pertamina memastikan akan meluncurkan produk terbarunya yang dinamakan Pertalite pada Mei 2015. Produk BBM baru ini nantinya memiliki kadar RON 91. Meski ada Pertalite, pemerintah tetap menyediakan Premium sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan masyarakat, sehingga kehadiran Pertalite tak mengganggu pasokan Premium. Premium akan disediakan Pertamina, tetap, penugasan di luar Jamali (Jawa Madura Bali) dan umum untuk Jamali. Kuotanya tidak akan berubah sama sekali.

SUMBER : http://bisnis.liputan6.com/read/2219470/premium-lenyap-impor-bbm-tetap-tinggi

SUMBER : http://bisnis.liputan6.com/read/2219470/premium-lenyap-impor-bbm-tetap-tinggi

Contoh Kata Pengantar

Kata Pengantar

        Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena  berkatkasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaiakan Penulisan Ilmiah yang berjudul “Bauran Pemasaran pada Keputusan Pembelian Pada Produk Oriflame’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

       Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan Penulisan Ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah membantu memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan Penulisan Ilmiah ini.

       Didalam penyelesaian Penulisan Ilmiah ini, penulis sudah berusaha maksimal sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki. Namun penulis menyadari bahwa Penulisan Ilmiah ini masih belum sempurna, baik dalam bentuk materi maupun tutur bahasa penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang senantiasa untuk menyempurnakan Penulisan Ilmiah berikutnya.

       Akhir kata penulis berharap agar Penulisan Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri.

                                                                   Jakarta, 17 April 2015
Penulis

                                                                     Yosephin Anggi

Tugas Softskill Review Jurnal 2

Penerapan Model Strategi Pemasaran Usaha Kecil
Berbasis Web 2.0 Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Daya Saing Industri Kecil

1.1 Latar Belakang

Esensi dan eksistensi usaha kecil dalam tatanan ekonomi nasional menunjukan kinerja yang sangat penting. Hasil studi yang dilakukan LPEM FE-UI pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 29 produk manufaktur yang diidentifikasikan memiliki keunggulan komparatif, 15 jenis produk diantaranya adalah unskilled labor intensive dari sektor usaha kecil dan menengah.

Peranan industri kecil dalam rangka ekspor non migas terus meningkat dibandingkan industri besar padat modal. Selama enam tahun terakhir pertumbuhan ekspor dari produk industri kecil mengalami peningkatan sampai 30 persen. Jika pada tahun 2003 pangsa pasar produk unskilled labor intensive baru mencapai 18 persen, maka pada tahun 2006 meningkat menjadi 45 persen (Faisal Basri, 2007).

Secara kualitatif peran usaha kecil dalam perekonomian nasional pun tidak diragukan. Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan maupun ke belakang

Kedua, usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel karena dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal dan meningkatkan sumber daya manusia untuk menjadi wiraswasta-wiraswasta yang tangguh. Karena sifatnya yang relatif fleksibel, usaha kecil mudah beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas infrastrukturnya dibanding dengan usaha besar yang pada umumnya membutuhkan sumber daya dan dana yang besar. Pada usaha kecil, biaya umum dan resiko relatif kecil karena pemilihan lokasi mudah dilakukan.

Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional. Usaha kecil tersebar ke pelosok tanah air, mulai dari perkotaan sampai dengan pedesaaan. Dalam transformasi struktur ekonomi nasional yang cenderung berubah dari ekonomi agraris ke ekonomi industri, sektor ini berfungsi sebagai transformator dan mobilisator tenaga kerja lokal.

2.1 Tinjauan Pustaka

Didalam kegiatan bisnis, pemasaran merupakan suatu fungsi yang secara langsung menentukan penjualan (sales) dan kegiatan yang mempunyai cakupan yang luas karena selain mencakup bagian internal juga mencakup bagian eksternal perusahaan. Kotler (2006;6) mengemukakan bahwa “pemasaran merupakan proses sosial dan majerial dimana individu atau kelompok bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui kreativitas, penawaran dan pertukaran nilai produk dengan yang lain.

Menurut Cravens(2007:63) Strategi bisnis dan keunggulan bersaing sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam pengembangan strategi pemasaran. Para pengambil keputusan pemasaran dilibatkan alam proses perencanaan bisnis pada tiga hal penting yaitu :
1. peran serta dalam analisis dan perencanaan strategik perusahaan
2. melayani bersama manajer fungsional lain sebagai anggota tim perencaanan startegik unit bisnis
3. mengembangkan dan melaksanakan rencana-rencana pemasaran strategik untuk pasar yang dilayani perusahaan

Informasi pemasaran didefinisikan diantara para ahli banyak yang sejalan dengan konsep Kotler (2006;126), yang menekannkan bahwa sistem informasi pemasaran ialah “suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data menjadi informasi yang dilakukan secara sistematik untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan dalam menganalisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian pemasaran “. Untuk memperoleh informasi pemasaran, produsen harus menganalisis lingkungan pemasaran makro (ekonomi, teknologi, sosial budaya, peraturan/kebijakan pemerintah, politik dan demographi) dan lingkungan pemasaran mikro (pemasok, pesaing, pasar/pelanggan, perantara dan publik). Informasi tentang lingkungan pemasaran (makro dan mikro) mempunyai ciri cepat berubah sejalan dengan perkembangan dunia bisnis, karena itu produsen yang menginginkan strategi pemasaran yang terarah harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan pemasaran tersebut.

Analisis situsi pemasaran adalah identifikasi peluang pemasaran sebagai dasar untuk perancangan strategi pemasaran (designing marketing strategy). Didalam hal ini strategi pemasaran mencakup penargetan pasar dan analisis penempatan, pemilihan strategi pemasaran dan pengembangan serta penempatan produk. Graven (2007:71)

Kotler (2007;98) membagi strategi pemasaran menjadi tiga bagian penting, yaitu :
1. strategi pasar sasaran dan strategi penempatan produk
2. bauran pemasaran dan anggran pemasaran
3. strategi pemasaran yang menyeluruh dikaitkan dengan tujuan serta sasaran penjualan, pangsa pasar dan keuntungan. Dalam hal ini, tujuan pemasaran merupakan arah bagi perusahaan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran.

Strategi pemasaran industri kecil diarahkan untuk memenangkan persaingan di suatu pasar sasaran. Suatu persaingan akan dimenangkan jika strategi pemasaran produsen mampu menciptakan strategi bersaing (competitive strategy) yang mempunyai keunggulan bersaing dikemukakan oleh Porter (1991;16). ”Strategi bersaing merupakan suatu kombinasi antara tujuan yang diperjuangkan perusahaan dengan alat (kebijakan) yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut atau pencarian posisi yang menguntungkan dalam suatu industri sebagai tempat persaingan”. Dalam memilih suatu strategi bersaing ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu; daya tarik suatu industri untuk memberikan tingkat laba jangka panjang dan penentuan posisi relatif dalam suatu industri.

3.1 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan metode eksperimen, dimana pada tahap awal dirancang kriteria model strategi pemasaran usaha kecil berbasis web 2.0 yang akan dijadikan percobaan melalui need assesment, kemudian dilanjutkan dengan membuat perancangan sistem web 2.0 berdasarkan model strategi pemsaran usaha kecil yang akan diterapkan. Pada tahap selanjutnya dilakukan uji coba implementasi pada sistem web 2.0 dengan menggunakan model strategi pemasaran usaha kecil yang akan diterapkan dan jenis usaha kecil pada satu industry kecil yang ditetapkan, kemudian dilakukan juga uji coba pada sistem pemasaran konvensional dengan model strategi pemasaran usaha kecil dan usaha kecil yang membuat produk yang sama dan pada industri yang sama.

4.1 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PT. SJV terhadap industri kecil yang ada di Jawa Barat, ternyata sulit beradaptasi dengan struktur pasar yang ada. Industri kecil pada umumnya kurang memiliki informasi pasar sebagai akibat keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sehingga sulit untuk industri ecil untuk dapat masuk ke pasar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diperlukan model strategi pemasaran yang komperhenship berbasis web 2.0 yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri kecil di Jawa barat khususnya di Kota bandung.

5.1 kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. SJV (Sarana Jabar Ventura) terhadap industri kecil yang ada di Jawa Barat, ternyata sulit beradaptasi dengan struktur pasar yang ada. Industri kecil pada umumnya kurang memiliki informasi pasar sebagai akibat keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mempersulit industri kecil itu sendiri dalam memperluas akses pasar Akibatnya, ruang gerak industri kecil secara ekonomis akan tetap lemah dan terbatas. Dengan demikian, maka peran informasi pemasaran menjadi isu sentral dan strategis. Akibat keadaan tersebut, fenomena krusial yang terjadi adalah terpikatnya industri kecil oleh dorongan pada konsentrasi yang product oriented dan kurang market oriented. Ini berarti ketidakberdayaan dalam mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pembeli terhadap berbagai jenis produk industri kecil

SUMBER : jurnal.upi.edu/file/Ratih1.pdf

Tugas Softskill Review Jurnal

PENGARUH KEPUASAN KONSUMEN DAN INSENTIF TERHADAP PERILAKU WOM
(WORD-OF-MOUTH) KONSUMEN JASA ANGKUTAN PENUMPANG BIS ANTAR KOTA
ANTAR PROPINSI KELAS EKSEKUTIF DI BANDUNG

1.1 Latar Belakang

Angkutan penumpang bis, termasuk salah satu bentuk bisnis jasa transportasi yang masih cukup prospektif, meskipun bisnis disektor ini cukup terpukul ketika krisis ekonomi terjadi sejak pertengahan Juli tahun 1997. Di Jawa Barat, sampai tahun 2002 tercatat sebanyak 111 perusahaan angkutan bis yang melayani trayek baik antar kota dalam propinsi maupun antar kota antar propinsi, dengan jumlah armada 3271 bis, (Dinas Perhubungan Jawa Barat,2003). Dari jumlah perusahaan tersebut, 38 perusahaan dintaranya terdapat di Bandung, dan diantara ke 38 perusahaan tersebut, terdapat 7 perusahaan yang melayani trayek Bandung-Palembang.

Banyaknya perusahaan yang bergerak dalam bisnis jasa angkutan penumpang bis, kelas eksekutif khususnya, tentunya menimbulkan konsekuensi pada tajamnya persaingan dalam mendapatkan pelanggan dan mempertahankan pelanggan yang ada. Gejolak lingkungan bisnis tersebut dan adanya pergeseran tuntutan pelanggan, menuntut pihak manajemen perusahaan untuk mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Seperti konsumen dengan tingkat kemakmuran yang lebih baik, kini membutuhkan alat transport yang tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhannya untuk sampai ketempat tujuan, tetapi lebih jauh dari itu mereka membutuhkan kenyamanan selama perjalanan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan memuaskan pelanggannya.

Kualitas pelayanan kepada penumpang merupakan salah satu factor kunci yang paling penting bagi keberhasilan perusahaan angkutan bis, kelas eksekutif khususnya. Menurut Kotler (2000), kualitas dimulai dari pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Pelanggan terlibat dalam suatu proses jasa, maka merekalah yang menentukan kualitas jasa yang mereka rasakan.

Penumpang yang puas dengan jasa yang mereka konsumsi biasanya akan melakukan pembelian ulang, kemudian akan loyal kepada perusahaan, dan lebih penting lagi mereka akan melakukan kegiatan word-of-mouth terutama kepada orang-orang terdekat mereka untuk merekomendasikan menjadi penumpang angkutan perusahaan tersebut. Namun belum banyak literature
yang mengupas secara mendalam tentang kekuatan ‘word-of-mouth’ dalam konteks pemasaran. Seperti yang dikemukakan oleh Silverman (2003; 1),

Kepuasan konsumen, dengan ‘level of satisfaction’ yang berbeda akan memberikan pengaruh yang bebeda pada perilaku word-of-mouth. Penelitian yang dilakukan Anderson (1998) menyimpulkan bahwa konsumen yang sangat puas atas jasa yang mereka konsumsi akan melakukan WOM positif lebih tinggi dari mereka yang puas, dan sebaliknya konsumen yang tidak puas akan melakukan WOM negatif yang lebih tinggi lagi. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi bila hal diatas menimpa perusahaan sayangnya sebagian besar perusahaan jasa angkutan penumpang kelas eksekutif belum menaruh perhatian terhadap pengaruh penting dari word-of-mouth communication tersebut terhadap kinerja pemasarannya dan bagaimana memanfaatkan WOM positif untuk merebut peluang pasar yang lebih besar.

Namun penelitian sejenis dalam konteks jasa angkutan penumpang bis antar kota antar propinsi, khususnya kelas eksekutif sejauh ini belum ditemukan. Oleh karenanya sejauh mana kepuasan konsumen dan insentif dalam menimbulkan perilaku WOM konsumen jasa angkutan penumpang bis antar kota antar propinsi khususnya kelas eksekutif menarik untuk diteliti.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kepuasan konsumen jasa angkutan penumpang bis antar kota antar propinsi kelas eksekutif di Bandung.
2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap program insentif yang diberikan perusahaan.
3. Apakah kepuasan konsumen (tidak puas, puas dan sangat puas) berpengaruh   terhadap perilaku word-of-mouth konsumen jasa angkutan penumpang bis antar kota antar propinsi kelas eksekutif di Bandung

2.1 Daftar Pustaka

Jasa menurut Kotler (2003; 444) adalah setiap tindakan atau aktivitas yang dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang bersifat intangible (tidak berwujud) dan tidak menhasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bias dihubungkan dengan produk fisik maupun tidak.

Jasa, dengan beberapa karakteritik-nya, yaitu (Lovelock, 2001; 9): intangibility (tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar sebelum dibeli), heterogeneity (sifat jasa yang heterogen/variatif menyebabkan sulit distandardisasi), perishability of output (tidak dapat dibentuk persediaan), dan simultaneityof production and consumption or inseparabilityI (proses operasi bersamaan dengan proses konsumsi), menyebabkan pemasaran jasa lebih kompleks dan lebih sulit dari pemasaran barang.

Word-of-mouth communication, pada dasarnya adalah pesan tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun tentang perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja produk, keramahan, kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain. Pesan yang disampaikan dapat berbentuk pesan yang sifatnya positif maupun negatif bergantung pada apa yang dirasakan oleh sipemberi pesan tersebut atas jasa yang ia konsumsi. Dalam penelitian ini kontstruk perilaku WOM mengacu pada konsep Swan & Oliver (dalam Chew & Jochen, 2001; 12), Perilaku WOM dapat dihubungkan dengan kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dengan pengalaman konsumsinya terdahulu (Blodget, 1993; Brown & Beltramini 1989)

Bila dikaitkan dengan kepuasan konsumen, insentif dianggap sebagai katalisator untuk meningkatkan perilaku WOM dari konsumen yang puas dan meredam WOM negatif dari konsumen yang tidak puas atas jasa yang mereka konsumsi. Menurut Swan & Oliver (1989, dalam Chew, 2001),”ketika konsumen merasa puas, WOM positif yang diberikan lebih sering dan lebih mungkin untuk memberikan

rekomendasi pembelian. Namun kepuasan sendiri bukan jaminan bahwa konsumen akan melakukan WOM, tetapi dengan memberikan insentif akan meningkatkan kemungkinan mereka melakukan WOM.

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey explanatory. Populasi sample dalam penelitian ini adalah konsumen jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif dengan jumlah sample sebanyak 152 responden di lima perusahaan bis jurusan Bandung-Palembang. Penarikan sample menggunakan teknik judgement sampling.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuestioner kepada responden, juga dilakukan observasi dan wawancara.

Berdasarkan kerangka pemikiran, yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah
X1 = Kepuasan konsumen, dengan level of satisfaction: X11 = tidak puas, X12 = puas dan X13 = sangat puas.
X2 = Insentif, dengan rate of incentives: X21 = kupon makan, X22 = 1 tiket gratis untuk 10 tiket rombongan
(atau perorangan dengan frekuensi perjalanan 10 kali selama 1 tahun), X23 = gabungan kupon makan dan tiket gratis.
Y = Perilaku word-of-mouth (WOM), yang meliputi : Y1 = L-WOM (the likelihood to generate word-ofmouth),
Y2 = F-WOM (favorability of word-of-mouth generated), Y3 = Recommend (the likelihood to make purchase recommendation).

4.1 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diolah, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Secara rata-rata pelayanan jasa angkutan yang diberikan oleh kelima perusahaan jasa angkutan bis antar kota antar propinsi kelas eksekutif jurusan Bandung-Palembang memuaskan pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari persentase konsumen yang puas sebesar 53,3%, diikuti konsumen yang sangat puas 25% dan persentase konsumen yang tidak puas sebesar 21,7%. Namun dengan beberapa catatan kelemahan pada setiap dimensi pelayanannya. Diantaranya, pada dimensi tangibles, titik lemah terutama terletak pada sarana halaman parkir, ruang tunggu yang kurang nyaman, kebersihan ruang tunggu, dan tata letak ruang tunggu. Dimensi empathy, titik lemah terletak pada petugas dan kru bis dalam memahami keluhan penumpang. Dimensi reliability, titik lemah terletak pada luasnya jaringan pelayanan tiket, kualitas konsumsi, dan ketepatan jam keberangkatan. Selanjutnya untuk dimensi responsiveness, titik lemah terletak pada kecepatan pelayanan petugas dalam melayani kebutuhan penumpang selama perjalanan, dan untuk dimensi assurance, titik lemah terletak pada jaminan keselamatan sampai ketujuan, jaminan keamanan selama dalam perjalanan dan keamanan barang bawaan penumpang didalam bis.
2. Program insentif yang diluncurkan, baik itu kupon makan, tiket gratis dan kupon +tiket gratis, mendapatkan tanggapan positif dari konsumen.
.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen secara mandiri mempunyai pengaruh terhadap perilaku word-of-mouth konsumen pada jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif di Bandung, begitupun dengan insentif. Dari hasil pengujian pengaruh interaksi kepuasan dan insentif terhadap perilaku WOM, mengindikasikan bahwa insentif merupakan katalisator yang efektif dalam menurunkan WOM negatif yang dilakukan oleh konsumen yang tidak puas, dan dalam meningkatkan WOM positif yang dilakukan oleh konsumen yang puas dengan jasa angkutan yang mereka terima.

SUMBER : blog.umy.ac.id/ghea/files/2011/12/vol1no12009revisi.pdf

Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil

Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil

     Saya mempunyai seorang tante kira-kira umurnya 35 tahun, sebut saja nama nya tante Maria di usia yang ke 35 tahun ini tante Maria sudah mempunyai 2 anak kebetulan dua-dua nya adalah anak perempuan. Yang paling besar anak nya bernama Theresia dan anak kedua nya bernama Natalia, Tere saat itu berusia 9 tahun dan Natali berumur 5 tahun. Karena anak mereka perempuan dua-dua nya tante Maria dan om saya berniat untuk menambah 1 momongan lagi karena ingin mendapatkan anak laki-laki, pikir mereka siapa tahu yang terakhir adalah anak laki-laki hehehe…tidak lama berselang beberapa bulan sehabis rencana yang mereka inginkan akhirnya tante Maria mengandung, bulan demi bulan usia kandungan nya semakin besar dan sudah hampir mau bersalin. Om saya serta kedua anaknya bersama dengan keluarga yang lain sudah tidak sabar untuk menunggu hari persalinan itu datang….akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu datang tiba saat nya tante saya untuk melahirkan anak ketiga nya, ketika proses persalinan selesai akhirnya bayi nya lahir dengan selamat dan sehat karna bayi nya lucu dan gendut hehehe.. tetapi sedikit disayangkan karena bayi tersebut adalah perempuan lagi jadi anak dari tante saya semua nya perempuan tiga-tiga nya hehehe. Bayi itu lahir tepat nya pada bulan agustus tahun 2010 dan diberi nama Olin…bayi itu dirawat oleh tante saya yang semakin hari semakin tampah sehat, kulit nya yang putih dan berbadan gempal menggemaskan tetapi ditengah-tengah kegembiraan keluarga si tante karna telah dikaruniakan 1 anggota baru lagi oleh Tuhan, tepat nya dipertengahan tahun 2010 lalu setelah beberapa bulan pasca melahirkan anak ke tiga nya Tante Maria sering merasakan pusing dan sakit kepala, disertai dengan gejala mual juga badan yang sering panas tetapi panas nya tidak intens hanya saja sakit kepala yang lebih sering dari biasa nya.
Awalnya tante Maria hanya menggangap sakit itu hanya lah sakit masuk angin biasa karena setelah diminumkan obat tante saya merasa mendingan berulang kali sakit itu datang dan kerap kali diminumkan obat sudah hilang, beliau tidak pernah menggangap kalau sakit ini sakit yang berbahaya dan fatal karena hanya masuk angin biasa pikirnya. Kurang lebih 1-2 tahun tante saya bertahan dengan sakit pusing nya itu sampai akhirnya si tante tidak tahan dengan sakit nya yang semakin hari semakin parah. Saat itu juga tante Maria memberanikan diri untuk berobat kerumah sakit, sesampainya si tante di rumah sakit beliau konsultasi dengan dokter dan si tante diperiksa dan mengikuti test kesehatan untuk mengetahui penyakit apa yang di alami oleh dirinya…
Test demi test sudah di jalankan oleh si tante, kemudian dokter menjelaskan semua hasil dari test itu. Dokter bilang kalau tante saya selama ini terkena sakit kangker…dep seketika tante Maria syock serta jantung berdebar dan hal yang pertama ia rasakan adalah takut, dokter menjelaskan bahwa tante Maria terkena kangker stadium 2b. Setelah berkonsult lama dengan dokter tante Maria beratanya apakah saya bisa sembuh dokkk??? Dokter bilang bisaa tapi harus dengan semangat yang tinggi. Dari situ semangat tante Maria membaraa untuk bisa sembuh.. Singkat cerita …..
Pada awal tahun 2013 akhirnya tante Maria memutuskan untuk tinggal di kampung nya saja, karena penyakitnya yang semakin hari semakin tambah parah. Sebelumnya mereka sekeluarga tinggal di daerah Bekasi, karena memutuskan untuk di bawa kekampung maka semua anak-anak nya di ajak juga untuk tinggal disana karena jika ditinggal di Bekasi tidak ada yang mengurus dan kebetulan dikampung ada orang tua dari tante Maria yang akan mengurus anak-anaknya. makin lama sakit si tante semakin parah tetapi jiwa untuk sembuh si tante sangat besar walaupun sangat jelas sakitnya makin parah karna si tante merasa belum siap jika suatua saat jiwa nya harus dipanggil Tuhan karna anak nya masih kecil-kecil untuk beliau tinggal saat itu di pertengahan tahun 2013 penyakitnya semakin parah. Si tante benar-benar sudah pasrahkan diri ke Tuhan sampai sudah di berkati sama Pastur untuk perminyakan orang sakit, tapi semangat untuk sembuh nya sangat kuat beliau yakin dirinya pasti sembuh.. walaupun si tante kondisinya sangat menurun tapi beliau rajin untuk pergi ke Gereja, beliau selalu berdoa untuk kesembuhan dirinya. Sembari mengikuti kemotrapi sampai menghabiskan rambut si tante. Waktu pun berjalan sampai pada pertengahan 2014 tante Maria terus berusaha sembuh dengan selalu berdoa dan minta pertolongan kesembuhan dari Tuhan walaupun ia sadar kalau sakitnya semakin parah, tetapi Tuhan berkehendak lain Puji Tuhan berkat mukjizat Nya di pertengahan tahun 2014 setelah si tante diperiksa untuk kontrol semakin bertambah atau tidak stadium nya dokter menyatakan kalau si tante Maria sudah dikatakan sembuh dari kangker semua organ tubuhnya di periksa kembali untuk meyakinkan semua telah sehat dan normal kembali ternyata benar semua organ tubuhnya sudah dinyatakan benar-benar sembuh dari sakitnya hanya saja butuh masa pemulihan.. Puji Tuhan tante Maria sangat bahagia dan senang sekali dia mempercayai kalau Bagi Tuhan itu tak ada yang mustahil, jika kita terus mau berusaha dan berdoa, juga menyemangati diri kita sendiri.

Karna bagi Tuhan itu tidak ada yang mustahil jika kita mau berusaha dan yakin kepadaNya

NB : Saya menggunakan penalaran Induktif / Judul : (Bagi Tuhan Tak Ada Yang Mustahil)
Nama : Yosephin Anggi
Kelas : 3EA04
Npm : 17212867