Penerapan Model Strategi Pemasaran Usaha Kecil
Berbasis Web 2.0 Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Daya Saing Industri Kecil
1.1 Latar Belakang
Esensi dan eksistensi usaha kecil dalam tatanan ekonomi nasional menunjukan kinerja yang sangat penting. Hasil studi yang dilakukan LPEM FE-UI pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 29 produk manufaktur yang diidentifikasikan memiliki keunggulan komparatif, 15 jenis produk diantaranya adalah unskilled labor intensive dari sektor usaha kecil dan menengah.
Peranan industri kecil dalam rangka ekspor non migas terus meningkat dibandingkan industri besar padat modal. Selama enam tahun terakhir pertumbuhan ekspor dari produk industri kecil mengalami peningkatan sampai 30 persen. Jika pada tahun 2003 pangsa pasar produk unskilled labor intensive baru mencapai 18 persen, maka pada tahun 2006 meningkat menjadi 45 persen (Faisal Basri, 2007).
Secara kualitatif peran usaha kecil dalam perekonomian nasional pun tidak diragukan. Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasar bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar sektor yang mempunyai kaitan ke depan maupun ke belakang
Kedua, usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha kecil sangat fleksibel karena dapat menyerap tenaga kerja lokal, sumber daya lokal dan meningkatkan sumber daya manusia untuk menjadi wiraswasta-wiraswasta yang tangguh. Karena sifatnya yang relatif fleksibel, usaha kecil mudah beradaptasi dengan lingkungan yang terbatas infrastrukturnya dibanding dengan usaha besar yang pada umumnya membutuhkan sumber daya dan dana yang besar. Pada usaha kecil, biaya umum dan resiko relatif kecil karena pemilihan lokasi mudah dilakukan.
Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian pendapatan nasional. Usaha kecil tersebar ke pelosok tanah air, mulai dari perkotaan sampai dengan pedesaaan. Dalam transformasi struktur ekonomi nasional yang cenderung berubah dari ekonomi agraris ke ekonomi industri, sektor ini berfungsi sebagai transformator dan mobilisator tenaga kerja lokal.
2.1 Tinjauan Pustaka
Didalam kegiatan bisnis, pemasaran merupakan suatu fungsi yang secara langsung menentukan penjualan (sales) dan kegiatan yang mempunyai cakupan yang luas karena selain mencakup bagian internal juga mencakup bagian eksternal perusahaan. Kotler (2006;6) mengemukakan bahwa “pemasaran merupakan proses sosial dan majerial dimana individu atau kelompok bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui kreativitas, penawaran dan pertukaran nilai produk dengan yang lain.
Menurut Cravens(2007:63) Strategi bisnis dan keunggulan bersaing sangat penting untuk dijadikan pedoman dalam pengembangan strategi pemasaran. Para pengambil keputusan pemasaran dilibatkan alam proses perencanaan bisnis pada tiga hal penting yaitu :
1. peran serta dalam analisis dan perencanaan strategik perusahaan
2. melayani bersama manajer fungsional lain sebagai anggota tim perencaanan startegik unit bisnis
3. mengembangkan dan melaksanakan rencana-rencana pemasaran strategik untuk pasar yang dilayani perusahaan
Informasi pemasaran didefinisikan diantara para ahli banyak yang sejalan dengan konsep Kotler (2006;126), yang menekannkan bahwa sistem informasi pemasaran ialah “suatu proses pengumpulan, pengolahan dan penyajian data menjadi informasi yang dilakukan secara sistematik untuk dijadikan masukan dalam pengambilan keputusan dalam menganalisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian pemasaran “. Untuk memperoleh informasi pemasaran, produsen harus menganalisis lingkungan pemasaran makro (ekonomi, teknologi, sosial budaya, peraturan/kebijakan pemerintah, politik dan demographi) dan lingkungan pemasaran mikro (pemasok, pesaing, pasar/pelanggan, perantara dan publik). Informasi tentang lingkungan pemasaran (makro dan mikro) mempunyai ciri cepat berubah sejalan dengan perkembangan dunia bisnis, karena itu produsen yang menginginkan strategi pemasaran yang terarah harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan pemasaran tersebut.
Analisis situsi pemasaran adalah identifikasi peluang pemasaran sebagai dasar untuk perancangan strategi pemasaran (designing marketing strategy). Didalam hal ini strategi pemasaran mencakup penargetan pasar dan analisis penempatan, pemilihan strategi pemasaran dan pengembangan serta penempatan produk. Graven (2007:71)
Kotler (2007;98) membagi strategi pemasaran menjadi tiga bagian penting, yaitu :
1. strategi pasar sasaran dan strategi penempatan produk
2. bauran pemasaran dan anggran pemasaran
3. strategi pemasaran yang menyeluruh dikaitkan dengan tujuan serta sasaran penjualan, pangsa pasar dan keuntungan. Dalam hal ini, tujuan pemasaran merupakan arah bagi perusahaan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran.
Strategi pemasaran industri kecil diarahkan untuk memenangkan persaingan di suatu pasar sasaran. Suatu persaingan akan dimenangkan jika strategi pemasaran produsen mampu menciptakan strategi bersaing (competitive strategy) yang mempunyai keunggulan bersaing dikemukakan oleh Porter (1991;16). ”Strategi bersaing merupakan suatu kombinasi antara tujuan yang diperjuangkan perusahaan dengan alat (kebijakan) yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut atau pencarian posisi yang menguntungkan dalam suatu industri sebagai tempat persaingan”. Dalam memilih suatu strategi bersaing ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan yaitu; daya tarik suatu industri untuk memberikan tingkat laba jangka panjang dan penentuan posisi relatif dalam suatu industri.
3.1 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan metode eksperimen, dimana pada tahap awal dirancang kriteria model strategi pemasaran usaha kecil berbasis web 2.0 yang akan dijadikan percobaan melalui need assesment, kemudian dilanjutkan dengan membuat perancangan sistem web 2.0 berdasarkan model strategi pemsaran usaha kecil yang akan diterapkan. Pada tahap selanjutnya dilakukan uji coba implementasi pada sistem web 2.0 dengan menggunakan model strategi pemasaran usaha kecil yang akan diterapkan dan jenis usaha kecil pada satu industry kecil yang ditetapkan, kemudian dilakukan juga uji coba pada sistem pemasaran konvensional dengan model strategi pemasaran usaha kecil dan usaha kecil yang membuat produk yang sama dan pada industri yang sama.
4.1 Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PT. SJV terhadap industri kecil yang ada di Jawa Barat, ternyata sulit beradaptasi dengan struktur pasar yang ada. Industri kecil pada umumnya kurang memiliki informasi pasar sebagai akibat keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sehingga sulit untuk industri ecil untuk dapat masuk ke pasar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diperlukan model strategi pemasaran yang komperhenship berbasis web 2.0 yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri kecil di Jawa barat khususnya di Kota bandung.
5.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh PT. SJV (Sarana Jabar Ventura) terhadap industri kecil yang ada di Jawa Barat, ternyata sulit beradaptasi dengan struktur pasar yang ada. Industri kecil pada umumnya kurang memiliki informasi pasar sebagai akibat keterbatasan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mempersulit industri kecil itu sendiri dalam memperluas akses pasar Akibatnya, ruang gerak industri kecil secara ekonomis akan tetap lemah dan terbatas. Dengan demikian, maka peran informasi pemasaran menjadi isu sentral dan strategis. Akibat keadaan tersebut, fenomena krusial yang terjadi adalah terpikatnya industri kecil oleh dorongan pada konsentrasi yang product oriented dan kurang market oriented. Ini berarti ketidakberdayaan dalam mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pembeli terhadap berbagai jenis produk industri kecil
SUMBER : jurnal.upi.edu/file/Ratih1.pdf